Selasa, 22 Januari 2008

Suara hembusan ombak membawaku pada kerinduan akan sosokmu. Sang pahlawan yang membela keyakinan atas nama cinta dan kebenaran. Walaupun rekaman pendek berdurasi 80 menit bercerita tentang tragedimu…sangatlah tidak cukup untuk mengobati kerinduanku padamu. Kerinduan akan sosokmu yang dihianati oleh waktu. Yang dihianati oleh zaman dan berbagai macam kemurtadan. Samapai kau harus terbaring diatas debu dan mengiringi setiap anggota tubuhmu yang pergi meninggalkanmu dengan jeritan berdarah akan kerinduan pada-NYA.

Adegan itu…adegan penuh haru dan air mata.

Air mata yang tak seharusnya ditumpahkan oleh kelurgamu yang suci.

Air mata yang membungkam mulut langit

Air mata yang mengeluarkan iblis dari persembunyiannya

Air mata yang mengukirkan sejarahmu pada lembaran keabadian

Air mata kemenangan atas tegaknya kebenaran dan cinta.

Yang membuatku terbayang akan khafilahmu yang harus bercengkrama dengan haus. Khafilahmu yang harus meneteskan air mata untuk kerinduan akan sungai eufrat. Kesedihan mengenang khafilahmu yang harus menggali air untuk minum sedangkan sungai eufrat sedang dinikmati oleh anjing dan babi. Akan wanita- wanita yang harus meronta karena merelakan kepergianmu. Dan kepergian tentara langit yang tetap setia bersamamu. Dalam sebuah pertempuran yang tak seimbang…pertempuran yang penuh tipu daya. Pertempuran melawan keserakahan yang berkolaborasi dengan kemurtadan. Serta dendam sejak badar dan uhud. Pertempuran melawan 80.000 iblis yang berakhir saat seekor mahluk yang berwajah seperti anjing mencincang setiap anggota tubuhmu. Membuat langit dan seluruh dunia berduka…dan para malaikat telah berdiri di depan pintu langit menyambut kedatanganmu saat urat lehermu yang terakhir putus ditangan keserakahan dan kemurtadan.

Kini mataku yang hinapun meneteskan air mata…walaupun kau tak akan pernah menerimanya. Karena selama ini aku hanya bisa mengkalim diriku sebagai pecintamu. Sosok pahlawan abadi dan pemimpin tentara langit…

Dengan satu harapan kecil, akupun berdoa…

“semoga kau akan melihatku….”

(ALLAHUMMA SHOLLI ALAA MUHAMMAD WA ALI MUHAMAD)

ASY-SURA, 10 MUHARRAM 1429 H

Di tempat yang membenturkan rindu dengan tanggung jawab

Senja yang penuh kenangan. Membisikkan kata- kata rindu yang menggelitik kupingku. Tentang beberapa kenangan yang 7 jam lagi akan terulang. Diselingi cengkrama dua orang manusia kumuh yang segera menemaniku terbang meninggalkan tanah ini.

Aku adalah menusia dengan kekuatan batin diatas rata- rata manusia normal. Aku adalah oase di tengah gurun pasir yang siap memberi minum para musafir. Aku adalah bunga di tanah harapan yang dinanti leh para pemimpi. Dan aku adalah cinta yang menyejukkan setiap dahaga sang perindu.

Seketika itu pula setumpuk harapan dating menghantam kepalaku. Menumpahkan setiap sel- sel otakku ke tanah dan menjadikannya puing-puing. Bingung…??? Mungkin tinggal ini pertanyaan yang tersisa di kepalaku. Saat kepakan sayapku mulai bercengkrama dengan hembusan angin.

Setidaknya aku masih bisa berharap.

“Disana….aku bisa bertemu dengan TUHAN”

Mungkin ini jalan menuju surga…(17 januari 2008)

Perjalanan panjang antara surga dan dunia sebentar lagi akan kusapa. Diselingi cengkrama sayap dengan hembusan angin laut seakan mengatakan bahwa aku akan mengalami setumpuk perjalanan pahit yang belum terselesaikan. Sambil melihat senyuman wanita yang semalam kukecup keningnya semakin membuatku enggan untuk mengepakkan sayap dan terbang.

Tidak ada satu alas an pun yang dikatakan oleh orang disekitarku untuk membiarkanku pergi. Yang ada mereka hanya berusaha untuk mengisi kepalaku dengan berbagai alas an sehingga kakiku tidak melangkah pergi. Tetapi, sebentuk kesadaran rasional tiba- tiba datang. Dan memaksa setiap helai sayap untuk merekah dan terbang. Memberondong kepalaku dengan teriakan “ bahwa aku adalah manusia…”

Aku bukanlah TUHAN yang tidak butuh kepada ciptaannya. Aku bukan prima causa yang tidak merasakan efek dari setiap akibat. Aku bukan seorang suami yang harus memikirkan urusan rumah tangganya. Aku bukan seorang presiden yang mimikirkan bagaimana cara menekan jumlah kemiskinan di negaranya. Aku bukanlah pemimpi yang hanya bisa bermimpi tentang dunia tanpa harus tahu bagaimana cara untuk merubahnya.

Tapi aku adalah Manusia…aku adalah Khalifah-NYA dan aku harus bergerak menuju ke arah-NYA…

neraka bagi setiap nafsu…,21 Januari 2008

Semua tak tertahankan lagi…

Hancur…

Mengharapkan ego untuk menyusunnya kembali? Rasanya itu mustahil. Karena egolah yang telah mengahancurkannya.

Hancur…

Dan tak akan pernah ada lagi. Walaupun setumpuk harapan sempat bertahan di detik- detik terakhir. Namun ego tetaplah menghancurkannya. Menjadikannya sampah dan membuangnya di tempat yang satupun mata tak akan menemukannya.

Tak akan pernah kembali…

karena telingaku sudah muak mendengar ocehanmu. Muak mendengar kata-katamu yang menyuruhku untuk meruntuhkannya dengan dirinya sendiri.

Dan kini semua hancur…

Meskipun kau berharap melakukannya tanpa ada ikatan. Namun kau tak akan pernah mendapatkannya…

Karena semua telah hancur…

Dan hanya meninggalkan pertanyaan.

APAKAH KAU MELIHATKU ???

Neraka…, 15 Januari 2008

Dingin pun merayap masuk melalui celah- celah jendela itu…

Menyapaku…

Dengan kenangan tentang gerak- gerikmu

Tentang tawamu

Tentang senyummu

Tentang desah nafasmu

Tentang bisikanmu

Tentang caramu berjalan

Tentang caramu menatap

Tentang semangkuk bubur yang kau berikan padaku di pagi hari

Dan semakin dingin…

Membekukan semua tentangmu

Beku dan tak mencair

Makassar, 11 januari 2008; 09:34 am

4 my princess

Dingin pun merayap masuk melalui celah- celah jendela itu…

Menyapaku…

Dengan kenangan tentang gerak- gerikmu

Tentang tawamu

Tentang senyummu

Tentang desah nafasmu

Tentang bisikanmu

Tentang caramu berjalan

Tentang caramu menatap

Tentang semangkuk bubur yang kau berikan padaku di pagi hari

Dan semakin dingin…

Membekukan semua tentangmu

Beku dan tak mencair

Makassar, 11 januari 2008; 09:34 am

4 my princess

Aku ingin pulang…

Bukan karena aku benci tempat ini

Bukan karena aku tidak diterima disini

Bukan karena semalam aku menciummu

Bukan karena aku bosan melihat wajahmu

Tapi, aku ingin pulang…

Karena aku adalah MANUSIA

Dari kekecewaan, saat harus memilih antara nafsu dan tanggung jawab

21 Januari 2008